TEKS-TEKS
PUISI
JEJAK INSAN
TELADAN
Dalam meniti jalan Illahi
Diutuslah seorang Nabi membawa Kitab suci
Menuntun insan yang dirundung nafsi
Pembebas ummat dari jalan sesat Syaithoni
Kala masa Nabi telah
berakhir
Suasana dunia semakin
mutahir
Para insan kembali ke
alam Kafir
Jika tak tertolong
oleh sang Amir
Wahai Tunas – tunas Wahidiyah…
Dalam carut – marut Dunia semrawut
Manusia larut mengejar isi perut
Terbuai dalam Ni’mat sesaat
Lupa Tuhan dan lupa akhirat
Wahai generasi
Wahidiyah…
Jika kedholimanmu tak
kunjung henti
Jika kema’shiyatanmu
tak pernah mati
Pastilah… pasti…
Akan tumbuh generasi
hewani, Syaithoni
Penghancur Iman di
dalam hati
Ayyuhal Mujahidiin…
Ayyuhal Mujahidat…
Kami Putra – putri
penderek Mbah Yahi
Kami Putra – putri penderek
Romo Yahi
Hati kami hancur
dicabik – cabik Syaithon
Iman kami berantakan
terbuai angan – angan
Siapakah… siapa…? Yang harus bertanggung jawab
Wahai Ibu…
Siapakah… siapa…? Yang harus bertanggung jawab
Wahai Ayah…
Duhai Romo Yahi…
Kami bersimpuh dalam
kasih panjenengan
Ini Kanak – kanak
penjenengan Romo…
Ini Ibu kami Romo…
Ini Ayah kami Romo…
Dan itu… itu mungkin saudara-saudara kami Romo…
Kami tak kenal lagi,
sebab sudah tak berupa manusia lagi Romo…
Duhai Romo Yahi…
Tolonglah kami, Manusia – manusia hancur ini…
Ampuni kami, walau dosa kami memenuhi jagad raya ini
Sungguh Romo…
Yaa Sayyidii Yaa Ayyuhal Ghouts… 3 x
Al Faatihah… 1 x
HARAPAN INSAN DI
LEMBAH PENANTIAN
( Remaja )
Tatkala maut datang menjelma
Segala amal nyata adanya
Kebajikan dibalas kebajikan
Kedholiman dibalas dengan siksaan
Wahai insan…
Kala liang kubur
memanggil seorang hamba
Untuk masuk di rumah
gelap, menyendiri dalam sunyi senyap
Wahai hamba Alloh…
Bila hidup engkau penuhi pengabdian
Rahmat Alloh melimpah tak terbayangkan
Namun…
Bila hidup engkau penuhi noda dan dosa
Saat ini diriku menjadi siksa tiada tara
Wahai insan…
Di sebuah lembah
penantian
Roh Mu’min datang di
perbatasan dunia
Berdiri di depan rumah
memanggil – manggil
Wahai keluargaku,
kerabatku, anakku, istriku
Wahai orang yang
menempati rumahku, yang memakai pakaianku
Yang membagi – bagikan
harta peninggalanku
Ingatkah engkau…
Pedulikah dirimu…
Kami dalam pengembaraan panjang
Terpenjara gelap, terbelenggu benteng yang kuat
Kasihanilah kami…
Kebakhilanmu semakin menyiksaku
Kemalasanmu bermujahadah menambah deritaku
Sadarlah… sadar, Yaa Ayyuhal Muwahhidiin
Amal para salik tampak di lembah penantian
Bila amal terpuji engkau jalani
Kami bersyukur ke Hadirat Illahi Robbi
Namun bila amal buruk engkau ikuti
“ Yaa Alloh “ janganlah ia mati sebelum petunjuk-Mu menghampiri
Yaa Robbi…
Jangan lepaskan kami
dalam kemusyrikan
Jangan siksa kami
dalam lembah penantian
Terangi kami dengan
cahaya Nabi
Tuntun kami dengan
Nadhroh Al Ghoutsi
Yaa
Robbi…
Ampuni
segala dosa kami
Tunjukkan
jalan yang Engkau Ridloi
Tuk
kembali ke Pangkuan-Mu lagi
Hingga
akhir hayat ini
Fafirruu… Ilalloh… 3 x
SEBUAH PERTOLONGAN AGUNG
Buah
Karya : IBNU IHSAN
Kala Isrofil meniupkan sangkakala
Tiap-tiap yang bernafas hancur tiada tersisa
Seluruh isi dunia lumat menjadi rata
Terhampar padang luas tiada tara
Di arena luas tak terbatas
Berkumpul seluruh hamba dialam bebas
Masing-masing sibuk urusan diri
Untuk dihisab di hadapan Maha
Tinggi
Peristiwa dahsyat dalam kebingungan hebat
Panas terik mentari sepenggalah menyengat
Satu sama lain lari takut digugat
Tercerai-berai semrawut semburat
Insan-insan berlumur dosa berubah wajah
Ada yang berkepala singa, monyet ataupun srigala
Insan-insan suci wajah penuh cahaya berseri
Bernaung awan penuh damai
Wahai hamba Allah…
Pertengkaran makin menghebat
Tuntut-menuntut, tuduh-menuduh, tuding-menuding
Yang kalah terjerumus dalam neraka Jahannam
Yang sama-sama kuat keduanya terjungkal dalam api membara
Wahai hamba Allah…
Kesibukan semakin mengerikan
Para Nabi menyerah tak kuasa memberi pertolongan
“ Kami sibuk urusan diri yang menyibukkan ”
Datanglah ke haribaan Nabi
Akhiruz Zaman
Berbondong umat menghadap Nabi
Memohon belas kasih sepenuh hati
Terlepas diri dari urusan Yaumul Ba’tsi
Tuk dihisab di hadapan Illahi Rabbi
Tersungkur sujud Nabi Mulya
Menghadap Tuhan sepenuh jiwa
Memohon ampun membela umat secara nyata
Untuk keselamatan seluruh yang
ada
Duhai Kanjeng Nabi pemberi syafa’at makhluk
Ke pangkuanmu Shalawat salam ku haturkan
Duhai Nur dan Cahaya makhluk pembimbing manusia
Bimbing… Bimbing… dan didiklah diriku
Sungguh kami manusia yang dholim selalu
Tiada arti diriku tanpa Engkau Duhai Yaa Sayyidi…
Jika Engkau hindari daku akibat keterlaluan berlarut-larutku
Pastilah… pasti… ku kan menjadi
hancur binasa
Yaa Sayyidi… Yaa Rasulalloh… 3 x
KITA UNTUNG
Buah Karya : MZ. ATTAR
Kita jumpai suatu kehidupan
Banyak manusia
pada kebingungan
Di sana-sini
timbul peperangan
Suatu tanda zaman
sudah edan
Itulah dikata
abad modern
Pada dunia banyak
orang kesengsem
Terhadap Tuhan
mereka pada tak ngreken
Akhirnya jiwa
mereka jadi melempem
Memang sulit
hidup di zaman ini
Banyak tragedy
kegoncangan rohani
Di mana-mana
maksiyat terjadi
Tidal lagi dengan
cara sembunyi
Tak pelak
dirikupun kena sasaran
Hatikupun
terselimuti kedholiman
Pagi dan petang
hidupkupun kelabakan
Bagai berjalan di
tengah kegelapan
Hari berganti
hari
Kesadaran jiwaku
tercerai
Minggu bersilih
minggu
Jiwaku rapuh
terbelenggu nafsu
Bulan berpindah
bulan
Jiwaku semakin
tak karuan
Tahun bertukar
tahun
Jiwaku
tua menjadi pikun
Tapi kini wajib
kita ucapkan
Terima kasih
terhadap tuhan
Karena ia telah
limpahkan
Sholawat
Wahidiyah suatu amalan