HARI RAYA IDUL FITRI
DI MASJID PONDOK PESANTREN KEDUNGLO AL-MUNADHDHOROH
1 Syawal 1432
H./31 Agustus 2011 M.
Saudaraku
kaum muslimin yang berbahagia.
Mengawali
khoutbah ini kami mengajak untuk memanjatkan puji syukur kehadirot Alloh Swt.
Yang sekaligus kita tingatkan rasa taqwa kita kepada-Nya dengan pembuktian
meningkatkan nilai amal yang diridloi-Nya dan menjauhkan yang sejauh-jauhnya
dari perbuatan-perbuatab yang dilaknat oleh Alloh Swt. Dengan prinsip penjiwaan
ajaran Lillah Billah Lirrosul Birrosul Lilghouts Bilghouts, dan semoga kita
digolongkan rombongan orang-orang yang diridloi-Nya, bahagia, selamat dan
sejahtera dhohiron wabatinan fiddunya wal akhiroh. Amin.
Jamaah Id yang
dimulyakan Alloh.
Hari ini kita ummat
Islam merayakan hari kemenangan, hari yang amat ditunggu-tunggu, pada hari yang
fitri ini dikembalikannya kaum muslimin kepada kesucian, dengan menandainya
zakat fitrah sebagai pembersih pribadi, dan sekaligus mengangkat hasil ibadah
puasa yang menggantung antara langit dan bumi untuk dibawa ke langit sowan
dihadapan robbul izzati. Momentum yang amat berharga ini kita gunakan untuk
interospeksi diri akan kekurangan dan kesalahan kita, dengan semangat
memperbaiki diri menuju kesempurnaan. Dimana kita telah berjuang tiada kenal
lelah dan putus asa, sebulan penuh di bulan Romadlon, demi kesempurnaan Iman
dan Islam kita. Tiada sedikit berbagai macam dosa dan kemaksyiatan kita lakukan
sebelum Romadlon, mudah-mudahan lebaran ini Alloh Swt. memberi kemudahan dan
kekuatan kepada kita untuk menjauhi dosa dan kemaksyiatan itu, diganti dengan
semangat meningkatkan kwalitas dan kwantitas amal kebajikan yang diridhoi Alloh
Swt. Kapan lagi kita akan memperbaiki diri kalau tidak mulai sekarang ?
Pantaskah kita mengulur dan menunda waktu, karena hidup ini sementara, AD-DUNYA
FANA’...! dunia ini tidak abadi, dunia ini akan hancur... kitapun tidak tahu
kapan lepas dan berpisahnya roh dari raga kita ? maka tiada kata tidak, mau
tidak mau kita harus berobah, kita gapai hari-hari cememerlang penuh kesuksesan
bagai hamparan luas di hadapan, kita turut mencegah akan maraknya pelanggaran
larangan-larangan Alloh oleh kita manusia yang hanya pandai mengaku dan
menyatakan diri, ini adalah hamba Alloh, namun tiada ada rasa malu bahwa diri
ini sangat tidak pantas sebagai seorang hamba. Suatu kenyataan apa yang kita
lakukan tiada lepas dari uraian butiran-butiran nafsu yang terus menggerogoti
dan menggurita di hati nurani kita. Mana yang kita pilih satu diantara dua
perkara; Baik atau buruk, selamat atau celaka, bahagia atau sengsara, surga
ataukah neraka, ke istana atau masuk penjara. Kami yakin semua yang hadirin
pasti menginginkan kebaikan dan keselamatan.
Majlis Idul Fitri
Rokhimakumulloh.
Alloh Swt. berfirman
dalam hadits qudsi :
“Apabila orang-orang itu telah selesai berpuasa pada bulan Romadlon lalu
keluar menuju (shalat) hari raya mereka, maka Alloh ta’ala berfirman:
“Wahai malaikat-malaikat-Ku, setiap yang beramal tetntu mengharap
pahalanya, dan sekarang hamba-hambaku telah berpuasa sebulan penuh dan keluar menuju
(shalat) hari raya, juga meminta pahala mereka, maka saksikanlah olehmu
sekalian bahwa Aku benar-benar telah mengampuni mereka”
Kemudian suatu panggilan memanggil:
“Hai ummat Muhammad, kembalilah kalian ke rumah masing-masing, sesungguhnya
kesalahan-kesalahan kalian telah diganti dengan kebajikan”.
Lalu Alloh ta’ala berfirman:
“Wahai hamba-hamba-Ku, kalian telah berpuasa untuk-Ku dan telah berbuka
untuk-Ku, maka bangkitlah kalian dalam keadaan telah mendapatkan ampunan”.
Allohu Akbar
Walillahil Hamd.
Ayyuhal Ikhwan,
majlis Id yang dimulkan Alloh.
Dalam sebuah Hadits menyatakan:
Artinya:
“Sesungguhnya iblis pada
setiap hari raya menjerit, maka berkumpulah anak buah-anak buah iblis di
hadapannya, mereka bertanya kepada iblis: “Tuan kami, siapakah yang telah
membuat tuan murka, sungguh akan kami pecahkan dia”, iblis menjawab: Tak
apa-apa, hanya saja Alloh ta’ala benar-benar telah memberi ampun kepada ummat
ini, maka kalian harus membikin mereka sibuk dengan kelezatan-kelezatan,
keinginan-keinginan nafsu dan minum-minuman arak, sehingga Alloh akan marah
kepada mereka. (Wahab bin Munabbih)
Oleh karena itu saudara-saudaraku yang terhormat, marilah
kita jadikan hari raya Idul Fitri ini sebagai penggugah jiwa untuk senantiasa
waspada menghadapi bujukan–bujukan syaitan. Dalam hal ini Rosul Saw. Menekankan
dalam hadits-Nya:
Artinya:
“Usahakan pada hari raya
untuk menunaikan zakat dan melakukan amal-amal kebaikan dan kebajikan; seperti
sholat, zakat, bertasbih dan bertahlil. Karena sesungguhnya hari raya itu
adalah hari dimana Alloh ta’ala mengampuni dosa-dosa kamu sekalian, dan
memperkenankan do’amu sekalian, serta memandang kamu sekalian dengan rahmat”.
(Durrotul Waa’izin)
Allohu akbar
walillahil hamd. Al hamdulillah... hadza min fadhli robbiy.
Di Kedunglo al-Munadharah ini, dengan perjuangannya yang
jamial alamin, menunjukkan kepada kita manusia dan jin, satu jalan terobosan
yang paling gampang, paling dekat dan paling cepat, untuk mendekatkan diri dan
sadar kepada Alloh wa Rosulihi saw. Sebagaimana dalam Buku Kuliah Wahidiyah 41;
yang dinukil dari kitab Sa’adatud Daroini:
“Jalan yang paling dekat (menuju) kepada Alloh pada akhir zaman khususnya
bagi orang-orang yang berlarut-larut banyak dosa adalah memperbanyak Istighfar
dan bersholawat kepada Nabi Saw”.
Untuk itulah mari senantiasa memohon ampunan Alloh Swt.
Juga membanyak sholawat pada Rosululloh Saw. Setidak-tidaknya hati senantiasa
merintih dan mendengunkan panggilan nida “YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH ....X3”
kapan dan dimanapun kita berada.
Sungguh
indah dalam perjuangan ini hadirin sekalian, dengan bersholawat yang
fadhilahnya menjernihkan hati dan bisa mewusulkan kepada Alloh tanpa guru,
siapapun yang membaca pasti diterima tanpa ada syarat ikhlas, dan tidak sedikit
teman-teman yang telah mengamalkan sholawat Wahidiyah diberi kemudahan dalam
segala hajat dan keperluannya. Disini kita masih diberi kemudahan dan
keistimewaan; bahwa kita masih diperkenalkan, diasuh dan dibimbing oleh Guru
Rohani kita “Panjenengan Dalem Hadrotul Mukarrom Romo KH. Abdul Latif Madjid
Ra” untuk dikenalkan pada Alloh wa Rosulihi Saw.
Karena
sangat pentingnya Guru Pembimbing untuk wusul pada Alloh. Maka Syeikh Junaid
al-Baghdadi ra. Berkata:
“Barang siapa yang menuju kepada Alloh tanpa guru, maka ia tersesat dan menyesatkan”.
Mengapa demikian hadirin.. ? kalau orang telah dekat pada
Alloh dan Rosulnya, telah cinta dan dicintai Alloh, telah ridlo dan diridloi
Alloh maka ruhaniahnya sungguh dapat bersama Rosululloh Saw. Kapan, dimana dan
dalam kondisi apapun. Dialah orang yang telah berjumpa dengan seorang guru hakiki
yang Kamil Mukammil, yang sempurna lagi mampu menyempurnakan orang lain,
beliaulah sebagai poros kekasih Alloh yang naibur Rosul Saw.
Dalam kitab Sawahidul Haq 414, diterangkan:
“Pewaris sirri pimpinan para Rosul yang paling agung adalah Quthbul
Ghouts”.
Untuk memahami
siapa gerangan Quthbul Ghouts atau lebih akrab dengan sebutan Wali Quthub itu? Karena
beliau adalah Qoddasallohu Sirroh (Yang disucikan akan sirri-sirrinya) maka
tiada jalan kecuali memohon hidayah Alloh swt, syafaat Rosululloh Saw. dan
nadhroh Ghoutsu hadza zaman ra.
Dalam hal ini Syeikh Abul Hasan Asy-Syadzili ra. Berkata;
yang artinya:
“Setiap waliyulloh memiliki penutup sampai 70 penutup. Hal ini sebagai
kebiasaan dalam ketentuan Alloh, sehingga sukar untuk diketahui, kecuali orang
yang ada di belakangnya (dan sungguh taslim kepadanya)
Allohu Akbar
walillahil hamd.
Karena sangat
pentingnya seorang guru pembimbing untuk wusul kepada Alloh, maka Syeikh
Sya’roni ra. Menerangkan:
“Murid, jika guru pembingnya wafat, wajib baginya mencari guru lain yang
membimbingnya”.
Berkata Sayyid Dasuki ra.:
“Jika murid benar-benar bersama guru rohaninya, kemudian ia memanggil-manggil
gurunya dari jarak perjalanan satu tahun maka guru akan menjawabnya”.
Hadirin....
itulah dari pengalaman sejarah para salikun ketika berguru kepada seorang yang
kamil mukammil, mereka senantiasa kontak batin pada guru pembimbing ruhaninya.
Lalu, bagaimana dengan diri kita hadirin sekalian, adakah kita selalu ingat dan
memanggil-manggil guru kita. Ya...! paling-paling kalau kita ada masalah, baru
kita berdepe-depe minta pertolongan Kanjeng Romo..., namun setelah sukses
kitapun lupa pada beliau. Yang mengkhawatirkan lagi, saat kita makmuman di
belakang beliau pagi ini, kita sholat di Kedunglo, kita duduk di tanah
Kedunglo, kita rasakan segarnya udara al-Munadharah, kondisi inipun kita masih
belum taslim pada beliau, jangankan memanggil-manggil beliau, kita bisa hadir
disini inipun karena jasa panggilan ruhani Panjenengan Dalem Kanjeng Romo Yahi
ra. Untuk itu tiada kata yang patut kita persembahkan kepangkuan panjenengan dalem
Kanjeng Romo Yahi..., kecuali mohon ampunan dan do’a restu yang
sesempurna-sempurnanya.
Terakhir mari
kita matur sendiri-sendiri:
“Nuwun sewu Kanjeng Romo...,wonten ing dinten riyadin puniko, kawulo dalah
keluarga soho leluhur kawulo, estu nyuwun agunge pangapunten, mugi panjenengan
mboten waleh-waleh paring widi pangestu dateng kawulo pengamal ingkang nakal
meniko.......... Kanjeng Romo......., Kanti mekaten, kawulo yakin jamaah Id
puniko estu pikantuk karidhan soho kamulyan fiddunya wal akhiroh. Amin”.
HARI RAYA IDUL FITRI
DI MASJID PONDOK PESANTREN KEDUNGLO AL-MUNADHDHOROH
1 Syawal 1432
H./31 Agustus 2011 M.
Saudaraku
kaum muslimin yang berbahagia.
Mengawali
khoutbah ini kami mengajak untuk memanjatkan puji syukur kehadirot Alloh Swt.
Yang sekaligus kita tingatkan rasa taqwa kita kepada-Nya dengan pembuktian
meningkatkan nilai amal yang diridloi-Nya dan menjauhkan yang sejauh-jauhnya
dari perbuatan-perbuatab yang dilaknat oleh Alloh Swt. Dengan prinsip penjiwaan
ajaran Lillah Billah Lirrosul Birrosul Lilghouts Bilghouts, dan semoga kita
digolongkan rombongan orang-orang yang diridloi-Nya, bahagia, selamat dan
sejahtera dhohiron wabatinan fiddunya wal akhiroh. Amin.
Jamaah Id yang
dimulyakan Alloh.
Hari ini kita ummat
Islam merayakan hari kemenangan, hari yang amat ditunggu-tunggu, pada hari yang
fitri ini dikembalikannya kaum muslimin kepada kesucian, dengan menandainya
zakat fitrah sebagai pembersih pribadi, dan sekaligus mengangkat hasil ibadah
puasa yang menggantung antara langit dan bumi untuk dibawa ke langit sowan
dihadapan robbul izzati. Momentum yang amat berharga ini kita gunakan untuk
interospeksi diri akan kekurangan dan kesalahan kita, dengan semangat
memperbaiki diri menuju kesempurnaan. Dimana kita telah berjuang tiada kenal
lelah dan putus asa, sebulan penuh di bulan Romadlon, demi kesempurnaan Iman
dan Islam kita. Tiada sedikit berbagai macam dosa dan kemaksyiatan kita lakukan
sebelum Romadlon, mudah-mudahan lebaran ini Alloh Swt. memberi kemudahan dan
kekuatan kepada kita untuk menjauhi dosa dan kemaksyiatan itu, diganti dengan
semangat meningkatkan kwalitas dan kwantitas amal kebajikan yang diridhoi Alloh
Swt. Kapan lagi kita akan memperbaiki diri kalau tidak mulai sekarang ?
Pantaskah kita mengulur dan menunda waktu, karena hidup ini sementara, AD-DUNYA
FANA’...! dunia ini tidak abadi, dunia ini akan hancur... kitapun tidak tahu
kapan lepas dan berpisahnya roh dengan raga kita ? maka tiada kata tidak, mau
tidak mau kita harus berobah, kita gapai hari-hari cememerlang penuh kesuksesan
bagai hamparan luas di hadapan, kita turut mencegah akan maraknya pelanggaran
larangan-larangan Alloh oleh kita manusia yang hanya pandai mengaku dan
menyatakan diri, ini adalah hamba Alloh, namun tiada ada rasa malu bahwa diri
ini sangat tidak pantas sebagai seorang hamba. Suatu kenyataan apa yang kita
lakukan tiada lepas dari uraian butiran-butiran nafsu yang terus menggerogoti
dan menggurita di hati nurani kita. Mana yang kita pilih satu diantara dua
perkara; Baik atau buruk, selamat atau celaka, bahagia atau sengsara, surga
ataukah neraka, ke istana atau masuk penjara dan seterusnya. Kami yakin semua
yang hadirin pasti menginginkan kebaikan dan keselamatan.
Majlis Idul Fitri
Rokhimakumulloh.
Alloh Swt. berfirman dalam hadits qudsi :
“Apabila orang-orang itu telah selesai berpuasa pada bulan Romadlon lalu
keluar menuju (shalat) hari raya mereka, maka Alloh ta’ala berfirman:
“Wahai malaikat-malaikat-Ku, setiap yang beramal tetntu mengharap
pahalanya, dan sekarang hamba-hambaku telah berpuasa sebulan penuh dan keluar
menuju (shalat) hari raya, juga meminta pahala mereka, maka saksikanlah olehmu
sekalian bahwa Aku benar-benar telah mengampuni mereka”
Kemudian suatu panggilan memanggil:
“Hai ummat Muhammad, kembalilah kalian ke rumah masing-masing, sesungguhnya
kesalahan-kesalahan kalian telah diganti dengan kebajikan”.
Lalu Alloh ta’ala berfirman:
“Wahai hamba-hamba-Ku, kalian telah berpuasa untuk-Ku dan telah berbuka
untuk-Ku, maka bangkitlah kalian dalam keadaan telah mendapatkan ampunan”.
Allohu
Akbar Walillahil Hamd.
Ayyuhal Ikhwan,
majlis Id yang dimulkan Alloh.
Dalam sebueh Hadits menyatakan:
Artinya:
“Sesungguhnya iblis pada
setiap hari raya menjerit, maka berkumpulah anak buah-anak buah iblis di
hadapannya, mereka bertanya kepada iblis: “Tuan kami, siapakah yang telah
membuat tuan murka, sungguh akan kami pecahkan dia”, iblis menjawab: Tak
apa-apa, hanya saja Alloh ta’ala benar-benar telah memberi ampun kepada ummat
ini, maka kalian harus membikin mereka sibuk dengan kelezatan-kelezatan,
keinginan-keinginan nafsu dan minum-minuman arak, sehingga Alloh akan marah
kepada mereka. (Wahab bin Munabbih)
Oleh karena itu saudara-saudaraku yang terhormat, marilah
kita jadikan hari raya Idul Fitri ini sebagai penggugah jiwa untuk senantiasa
waspada menghadapi bujukan–bujukan syaitan. Dalam hal ini Rosul Saw. Menekankan
dalam hadits-Nya:
Artinya:
Usahakan pada hari raya
untuk menunaikan zakat dan melakukan amal-amal kebaikan dan kebajikan; seperti
sholat, zakat, bertasbih dan bertahlil. Karena sesungguhnya hari raya itu
adalah hari dimana Alloh ta’ala mengampuni dosa-dosa kamu sekalian, dan
memperkenankan do’amu sekalian, serta memandang kamu sekalian dengan rahmat.
(Durrotul Waa’izin)
Allohu akbar walillahil hamd.
Al
hamdulillah... hadza min fadhli robbiy.
Di Kedunglo al-Munadharah ini, dengan perjuangannya yang
jamial alamin, menunjukkan kepada kita manusia dan jin, satu jalan terobosan
yang paling gampang, paling dekat dan paling cepat, untuk mendekatkan diri dan
sadar kepada Alloh wa Rosulihi saw. Sebagaimana dalam Buku Kuliah Wahidiyah 41;
yang dinukil dari kitab Sa’adatud Daroini:
“Jalan yang paling dekat (menuju) kepada Alloh pada akhir zaman khususnya
bagi orang-orang yang berlarut-larut banyak dosa adalah memperbanyak Istighfar
dan bersholawat kepada Nabi Saw”.
Untuk itulah mari senantiasa memohon ampunan Alloh Swt.
Juga membanyak sholawat pada Rosululloh Saw. Setidak-tidaknya hati senantiasa
merintih dan mendengunkan panggilan nida “YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH ....X3”
kapan dan dimanapun kita berada.
Sungguh
indah dalam perjuangan ini hadirin sekalian, dengan bersholawat yang
fadhilahnya menjernihkan hati dan bisa mewusulkan kepada Alloh tanpa guru,
siapapun yang membaca pasti diterima tanpa ada syarat ikhlas, dan tidak sedikit
teman-teman yang telah mengamalkan sholawat Wahidiyah diberi kemudahan dalam
segala hajat dan keperluannya. Disini kita masih diberi kemudahan dan
keistimewaan; bahwa kita masih diperkenalkan, diasuh dan dibimbing oleh Guru
Rohani kita “Panjenengan Dalem Hadrotul Mukarrom Romo KH. Abdul Latif Madjid
Ra” untuk dikenalkan pada Alloh wa Rosulihi Saw.
Karena
sangat pentingnya Guru Pembimbing untuk wusul pada Alloh. Syeikh Junaid
al-Baghdadi ra. Berkata:
“Barang siapa yang menuju kepada Alloh tanpa guru, maka ia tersesat dan
menyesatkan”.
Mengapa demikian hadirin.. ? kalau orang telah dekat pada
Alloh dan Rosulnya, telah cinta dan dicintai Alloh, telah ridlo dan diridloi
Alloh maka ruhaniahnya sungguh dapat bersama Rosululloh Saw. Kapan, dimana dan
dalam kondisi apapun. Dialah orang yang telah berjumpa dengan seorang guru yang
Kamil Mukammil, yang sempurna lagi mampu menyempurnakan orang lain, beliaulah
sebagai poros kekasih Alloh yang naibur Rosul Saw.
Dalam kitab Sawahidul Haq 414, diterangkan:
“Pewaris sirri pimpinan para Rosul yang paling agung adalah Quthbul
Ghouts”.
Untuk memahami siapa gerangan Wali Quthub itu? Maka tiada
jalan kecuali memohon hidayah Alloh swt, syafaat Rosululloh Saw. dan nadhroh
Ghoutsu hadza zaman ra.
Syeikh
Abul Hasan Asy-Syadzili ra. Berkata:
“Setiap waliyulloh memiliki penutup sampai 70 penutup. Hal ini sebagai
kebiasaab dalam ketentuan Alloh, sehingga sukar untuk diketahui, kecuali orang
yang ada di belakangnya (dan sungguh taslim padanya)
Karena sangat
penting seorang pembimbing untuk wusul kepada Alloh, Syeikh Sya’roni ra.
Menerangkan:
“Murid, jika guru pembingnya wafat, wajib baginya mencari guru lain yang
membimbingnya”.
Berkata Sayyid Dasuki ra.:
“Jika murid benar-benar bersama guru rohaninya, kemudian ia memanggil
gurunya dari jarak perjalanan satu tahun maka guru akan menjawabnya”.
No comments:
Post a Comment