Monday, June 30, 2014

Khutbah Idul Firtri



HARI RAYA IDUL FITRI
DI MASJID PONDOK PESANTREN KEDUNGLO AL-MUNADHDHOROH
1 Syawal 1432 H./31 Agustus 2011 M.


          Saudaraku kaum muslimin yang berbahagia.
          Mengawali khoutbah ini kami mengajak untuk memanjatkan puji syukur kehadirot Alloh Swt. Yang sekaligus kita tingatkan rasa taqwa kita kepada-Nya dengan pembuktian meningkatkan nilai amal yang diridloi-Nya dan menjauhkan yang sejauh-jauhnya dari perbuatan-perbuatab yang dilaknat oleh Alloh Swt. Dengan prinsip penjiwaan ajaran Lillah Billah Lirrosul Birrosul Lilghouts Bilghouts, dan semoga kita digolongkan rombongan orang-orang yang diridloi-Nya, bahagia, selamat dan sejahtera dhohiron wabatinan fiddunya wal akhiroh. Amin.
Jamaah Id yang dimulyakan Alloh.
Hari ini kita ummat Islam merayakan hari kemenangan, hari yang amat ditunggu-tunggu, pada hari yang fitri ini dikembalikannya kaum muslimin kepada kesucian, dengan menandainya zakat fitrah sebagai pembersih pribadi, dan sekaligus mengangkat hasil ibadah puasa yang menggantung antara langit dan bumi untuk dibawa ke langit sowan dihadapan robbul izzati. Momentum yang amat berharga ini kita gunakan untuk interospeksi diri akan kekurangan dan kesalahan kita, dengan semangat memperbaiki diri menuju kesempurnaan. Dimana kita telah berjuang tiada kenal lelah dan putus asa, sebulan penuh di bulan Romadlon, demi kesempurnaan Iman dan Islam kita. Tiada sedikit berbagai macam dosa dan kemaksyiatan kita lakukan sebelum Romadlon, mudah-mudahan lebaran ini Alloh Swt. memberi kemudahan dan kekuatan kepada kita untuk menjauhi dosa dan kemaksyiatan itu, diganti dengan semangat meningkatkan kwalitas dan kwantitas amal kebajikan yang diridhoi Alloh Swt. Kapan lagi kita akan memperbaiki diri kalau tidak mulai sekarang ? Pantaskah kita mengulur dan menunda waktu, karena hidup ini sementara, AD-DUNYA FANA’...! dunia ini tidak abadi, dunia ini akan hancur... kitapun tidak tahu kapan lepas dan berpisahnya roh dari raga kita ? maka tiada kata tidak, mau tidak mau kita harus berobah, kita gapai hari-hari cememerlang penuh kesuksesan bagai hamparan luas di hadapan, kita turut mencegah akan maraknya pelanggaran larangan-larangan Alloh oleh kita manusia yang hanya pandai mengaku dan menyatakan diri, ini adalah hamba Alloh, namun tiada ada rasa malu bahwa diri ini sangat tidak pantas sebagai seorang hamba. Suatu kenyataan apa yang kita lakukan tiada lepas dari uraian butiran-butiran nafsu yang terus menggerogoti dan menggurita di hati nurani kita. Mana yang kita pilih satu diantara dua perkara; Baik atau buruk, selamat atau celaka, bahagia atau sengsara, surga ataukah neraka, ke istana atau masuk penjara. Kami yakin semua yang hadirin pasti menginginkan kebaikan dan keselamatan.
Majlis Idul Fitri Rokhimakumulloh.
Alloh Swt. berfirman dalam hadits qudsi :
“Apabila orang-orang itu telah selesai berpuasa pada bulan Romadlon lalu keluar menuju (shalat) hari raya mereka, maka Alloh ta’ala berfirman:



“Wahai malaikat-malaikat-Ku, setiap yang beramal tetntu mengharap pahalanya, dan sekarang hamba-hambaku telah berpuasa sebulan penuh dan keluar menuju (shalat) hari raya, juga meminta pahala mereka, maka saksikanlah olehmu sekalian bahwa Aku benar-benar telah mengampuni mereka”
Kemudian suatu panggilan memanggil:


“Hai ummat Muhammad, kembalilah kalian ke rumah masing-masing, sesungguhnya kesalahan-kesalahan kalian telah diganti dengan kebajikan”.
Lalu Alloh ta’ala berfirman:


“Wahai hamba-hamba-Ku, kalian telah berpuasa untuk-Ku dan telah berbuka untuk-Ku, maka bangkitlah kalian dalam keadaan telah mendapatkan ampunan”.
Allohu Akbar Walillahil Hamd.
Ayyuhal Ikhwan, majlis Id yang dimulkan Alloh.
Dalam sebuah Hadits menyatakan:


Artinya:
          “Sesungguhnya iblis pada setiap hari raya menjerit, maka berkumpulah anak buah-anak buah iblis di hadapannya, mereka bertanya kepada iblis: “Tuan kami, siapakah yang telah membuat tuan murka, sungguh akan kami pecahkan dia”, iblis menjawab: Tak apa-apa, hanya saja Alloh ta’ala benar-benar telah memberi ampun kepada ummat ini, maka kalian harus membikin mereka sibuk dengan kelezatan-kelezatan, keinginan-keinginan nafsu dan minum-minuman arak, sehingga Alloh akan marah kepada mereka. (Wahab bin Munabbih)
Oleh karena itu saudara-saudaraku yang terhormat, marilah kita jadikan hari raya Idul Fitri ini sebagai penggugah jiwa untuk senantiasa waspada menghadapi bujukan–bujukan syaitan. Dalam hal ini Rosul Saw. Menekankan dalam hadits-Nya:

Artinya:
          “Usahakan pada hari raya untuk menunaikan zakat dan melakukan amal-amal kebaikan dan kebajikan; seperti sholat, zakat, bertasbih dan bertahlil. Karena sesungguhnya hari raya itu adalah hari dimana Alloh ta’ala mengampuni dosa-dosa kamu sekalian, dan memperkenankan do’amu sekalian, serta memandang kamu sekalian dengan rahmat”. (Durrotul Waa’izin)
Allohu akbar walillahil hamd. Al hamdulillah... hadza min fadhli robbiy.
Di Kedunglo al-Munadharah ini, dengan perjuangannya yang jamial alamin, menunjukkan kepada kita manusia dan jin, satu jalan terobosan yang paling gampang, paling dekat dan paling cepat, untuk mendekatkan diri dan sadar kepada Alloh wa Rosulihi saw. Sebagaimana dalam Buku Kuliah Wahidiyah 41; yang dinukil dari kitab Sa’adatud Daroini:

“Jalan yang paling dekat (menuju) kepada Alloh pada akhir zaman khususnya bagi orang-orang yang berlarut-larut banyak dosa adalah memperbanyak Istighfar dan bersholawat kepada Nabi Saw”.
Untuk itulah mari senantiasa memohon ampunan Alloh Swt. Juga membanyak sholawat pada Rosululloh Saw. Setidak-tidaknya hati senantiasa merintih dan mendengunkan panggilan nida “YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH ....X3” kapan dan dimanapun kita berada.
          Sungguh indah dalam perjuangan ini hadirin sekalian, dengan bersholawat yang fadhilahnya menjernihkan hati dan bisa mewusulkan kepada Alloh tanpa guru, siapapun yang membaca pasti diterima tanpa ada syarat ikhlas, dan tidak sedikit teman-teman yang telah mengamalkan sholawat Wahidiyah diberi kemudahan dalam segala hajat dan keperluannya. Disini kita masih diberi kemudahan dan keistimewaan; bahwa kita masih diperkenalkan, diasuh dan dibimbing oleh Guru Rohani kita “Panjenengan Dalem Hadrotul Mukarrom Romo KH. Abdul Latif Madjid Ra” untuk dikenalkan pada Alloh wa Rosulihi Saw.
          Karena sangat pentingnya Guru Pembimbing untuk wusul pada Alloh. Maka Syeikh Junaid al-Baghdadi ra. Berkata:

“Barang siapa yang menuju kepada Alloh tanpa guru, maka ia tersesat dan menyesatkan”.
Mengapa demikian hadirin.. ? kalau orang telah dekat pada Alloh dan Rosulnya, telah cinta dan dicintai Alloh, telah ridlo dan diridloi Alloh maka ruhaniahnya sungguh dapat bersama Rosululloh Saw. Kapan, dimana dan dalam kondisi apapun. Dialah orang yang telah berjumpa dengan seorang guru hakiki yang Kamil Mukammil, yang sempurna lagi mampu menyempurnakan orang lain, beliaulah sebagai poros kekasih Alloh yang naibur Rosul Saw.
Dalam kitab Sawahidul Haq 414, diterangkan:


“Pewaris sirri pimpinan para Rosul yang paling agung adalah Quthbul Ghouts”.
Untuk memahami siapa gerangan Quthbul Ghouts atau lebih akrab dengan sebutan Wali Quthub itu? Karena beliau adalah Qoddasallohu Sirroh (Yang disucikan akan sirri-sirrinya) maka tiada jalan kecuali memohon hidayah Alloh swt, syafaat Rosululloh Saw. dan nadhroh Ghoutsu hadza zaman ra.
Dalam hal ini Syeikh Abul Hasan Asy-Syadzili ra. Berkata; yang artinya:
“Setiap waliyulloh memiliki penutup sampai 70 penutup. Hal ini sebagai kebiasaan dalam ketentuan Alloh, sehingga sukar untuk diketahui, kecuali orang yang ada di belakangnya (dan sungguh taslim kepadanya)
Allohu Akbar walillahil hamd.
Karena sangat pentingnya seorang guru pembimbing untuk wusul kepada Alloh, maka Syeikh Sya’roni ra. Menerangkan:


“Murid, jika guru pembingnya wafat, wajib baginya mencari guru lain yang membimbingnya”.
Berkata Sayyid Dasuki ra.:


“Jika murid benar-benar bersama guru rohaninya, kemudian ia memanggil-manggil gurunya dari jarak perjalanan satu tahun maka guru akan menjawabnya”.
          Hadirin.... itulah dari pengalaman sejarah para salikun ketika berguru kepada seorang yang kamil mukammil, mereka senantiasa kontak batin pada guru pembimbing ruhaninya. Lalu, bagaimana dengan diri kita hadirin sekalian, adakah kita selalu ingat dan memanggil-manggil guru kita. Ya...! paling-paling kalau kita ada masalah, baru kita berdepe-depe minta pertolongan Kanjeng Romo..., namun setelah sukses kitapun lupa pada beliau. Yang mengkhawatirkan lagi, saat kita makmuman di belakang beliau pagi ini, kita sholat di Kedunglo, kita duduk di tanah Kedunglo, kita rasakan segarnya udara al-Munadharah, kondisi inipun kita masih belum taslim pada beliau, jangankan memanggil-manggil beliau, kita bisa hadir disini inipun karena jasa panggilan ruhani Panjenengan Dalem Kanjeng Romo Yahi ra. Untuk itu tiada kata yang patut kita persembahkan kepangkuan panjenengan dalem Kanjeng Romo Yahi..., kecuali mohon ampunan dan do’a restu yang sesempurna-sempurnanya.
Terakhir mari kita matur sendiri-sendiri:
“Nuwun sewu Kanjeng Romo...,wonten ing dinten riyadin puniko, kawulo dalah keluarga soho leluhur kawulo, estu nyuwun agunge pangapunten, mugi panjenengan mboten waleh-waleh paring widi pangestu dateng kawulo pengamal ingkang nakal meniko.......... Kanjeng Romo......., Kanti mekaten, kawulo yakin jamaah Id puniko estu pikantuk karidhan soho kamulyan fiddunya wal akhiroh. Amin”.


HARI RAYA IDUL FITRI
DI MASJID PONDOK PESANTREN KEDUNGLO AL-MUNADHDHOROH
1 Syawal 1432 H./31 Agustus 2011 M.


          Saudaraku kaum muslimin yang berbahagia.
          Mengawali khoutbah ini kami mengajak untuk memanjatkan puji syukur kehadirot Alloh Swt. Yang sekaligus kita tingatkan rasa taqwa kita kepada-Nya dengan pembuktian meningkatkan nilai amal yang diridloi-Nya dan menjauhkan yang sejauh-jauhnya dari perbuatan-perbuatab yang dilaknat oleh Alloh Swt. Dengan prinsip penjiwaan ajaran Lillah Billah Lirrosul Birrosul Lilghouts Bilghouts, dan semoga kita digolongkan rombongan orang-orang yang diridloi-Nya, bahagia, selamat dan sejahtera dhohiron wabatinan fiddunya wal akhiroh. Amin.
Jamaah Id yang dimulyakan Alloh.
Hari ini kita ummat Islam merayakan hari kemenangan, hari yang amat ditunggu-tunggu, pada hari yang fitri ini dikembalikannya kaum muslimin kepada kesucian, dengan menandainya zakat fitrah sebagai pembersih pribadi, dan sekaligus mengangkat hasil ibadah puasa yang menggantung antara langit dan bumi untuk dibawa ke langit sowan dihadapan robbul izzati. Momentum yang amat berharga ini kita gunakan untuk interospeksi diri akan kekurangan dan kesalahan kita, dengan semangat memperbaiki diri menuju kesempurnaan. Dimana kita telah berjuang tiada kenal lelah dan putus asa, sebulan penuh di bulan Romadlon, demi kesempurnaan Iman dan Islam kita. Tiada sedikit berbagai macam dosa dan kemaksyiatan kita lakukan sebelum Romadlon, mudah-mudahan lebaran ini Alloh Swt. memberi kemudahan dan kekuatan kepada kita untuk menjauhi dosa dan kemaksyiatan itu, diganti dengan semangat meningkatkan kwalitas dan kwantitas amal kebajikan yang diridhoi Alloh Swt. Kapan lagi kita akan memperbaiki diri kalau tidak mulai sekarang ? Pantaskah kita mengulur dan menunda waktu, karena hidup ini sementara, AD-DUNYA FANA’...! dunia ini tidak abadi, dunia ini akan hancur... kitapun tidak tahu kapan lepas dan berpisahnya roh dengan raga kita ? maka tiada kata tidak, mau tidak mau kita harus berobah, kita gapai hari-hari cememerlang penuh kesuksesan bagai hamparan luas di hadapan, kita turut mencegah akan maraknya pelanggaran larangan-larangan Alloh oleh kita manusia yang hanya pandai mengaku dan menyatakan diri, ini adalah hamba Alloh, namun tiada ada rasa malu bahwa diri ini sangat tidak pantas sebagai seorang hamba. Suatu kenyataan apa yang kita lakukan tiada lepas dari uraian butiran-butiran nafsu yang terus menggerogoti dan menggurita di hati nurani kita. Mana yang kita pilih satu diantara dua perkara; Baik atau buruk, selamat atau celaka, bahagia atau sengsara, surga ataukah neraka, ke istana atau masuk penjara dan seterusnya. Kami yakin semua yang hadirin pasti menginginkan kebaikan dan keselamatan.
Majlis Idul Fitri Rokhimakumulloh.
Alloh Swt. berfirman dalam hadits qudsi :
“Apabila orang-orang itu telah selesai berpuasa pada bulan Romadlon lalu keluar menuju (shalat) hari raya mereka, maka Alloh ta’ala berfirman:


“Wahai malaikat-malaikat-Ku, setiap yang beramal tetntu mengharap pahalanya, dan sekarang hamba-hambaku telah berpuasa sebulan penuh dan keluar menuju (shalat) hari raya, juga meminta pahala mereka, maka saksikanlah olehmu sekalian bahwa Aku benar-benar telah mengampuni mereka”
Kemudian suatu panggilan memanggil:

“Hai ummat Muhammad, kembalilah kalian ke rumah masing-masing, sesungguhnya kesalahan-kesalahan kalian telah diganti dengan kebajikan”.
Lalu Alloh ta’ala berfirman:


“Wahai hamba-hamba-Ku, kalian telah berpuasa untuk-Ku dan telah berbuka untuk-Ku, maka bangkitlah kalian dalam keadaan telah mendapatkan ampunan”.

          Allohu Akbar Walillahil Hamd.
Ayyuhal Ikhwan, majlis Id yang dimulkan Alloh.
Dalam sebueh Hadits menyatakan:

Artinya:
          “Sesungguhnya iblis pada setiap hari raya menjerit, maka berkumpulah anak buah-anak buah iblis di hadapannya, mereka bertanya kepada iblis: “Tuan kami, siapakah yang telah membuat tuan murka, sungguh akan kami pecahkan dia”, iblis menjawab: Tak apa-apa, hanya saja Alloh ta’ala benar-benar telah memberi ampun kepada ummat ini, maka kalian harus membikin mereka sibuk dengan kelezatan-kelezatan, keinginan-keinginan nafsu dan minum-minuman arak, sehingga Alloh akan marah kepada mereka. (Wahab bin Munabbih)

Oleh karena itu saudara-saudaraku yang terhormat, marilah kita jadikan hari raya Idul Fitri ini sebagai penggugah jiwa untuk senantiasa waspada menghadapi bujukan–bujukan syaitan. Dalam hal ini Rosul Saw. Menekankan dalam hadits-Nya:

Artinya:
          Usahakan pada hari raya untuk menunaikan zakat dan melakukan amal-amal kebaikan dan kebajikan; seperti sholat, zakat, bertasbih dan bertahlil. Karena sesungguhnya hari raya itu adalah hari dimana Alloh ta’ala mengampuni dosa-dosa kamu sekalian, dan memperkenankan do’amu sekalian, serta memandang kamu sekalian dengan rahmat. (Durrotul Waa’izin)

Allohu akbar walillahil hamd.
          Al hamdulillah... hadza min fadhli robbiy.
Di Kedunglo al-Munadharah ini, dengan perjuangannya yang jamial alamin, menunjukkan kepada kita manusia dan jin, satu jalan terobosan yang paling gampang, paling dekat dan paling cepat, untuk mendekatkan diri dan sadar kepada Alloh wa Rosulihi saw. Sebagaimana dalam Buku Kuliah Wahidiyah 41; yang dinukil dari kitab Sa’adatud Daroini:

“Jalan yang paling dekat (menuju) kepada Alloh pada akhir zaman khususnya bagi orang-orang yang berlarut-larut banyak dosa adalah memperbanyak Istighfar dan bersholawat kepada Nabi Saw”.
Untuk itulah mari senantiasa memohon ampunan Alloh Swt. Juga membanyak sholawat pada Rosululloh Saw. Setidak-tidaknya hati senantiasa merintih dan mendengunkan panggilan nida “YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH ....X3” kapan dan dimanapun kita berada.

          Sungguh indah dalam perjuangan ini hadirin sekalian, dengan bersholawat yang fadhilahnya menjernihkan hati dan bisa mewusulkan kepada Alloh tanpa guru, siapapun yang membaca pasti diterima tanpa ada syarat ikhlas, dan tidak sedikit teman-teman yang telah mengamalkan sholawat Wahidiyah diberi kemudahan dalam segala hajat dan keperluannya. Disini kita masih diberi kemudahan dan keistimewaan; bahwa kita masih diperkenalkan, diasuh dan dibimbing oleh Guru Rohani kita “Panjenengan Dalem Hadrotul Mukarrom Romo KH. Abdul Latif Madjid Ra” untuk dikenalkan pada Alloh wa Rosulihi Saw.
          Karena sangat pentingnya Guru Pembimbing untuk wusul pada Alloh. Syeikh Junaid al-Baghdadi ra. Berkata:


“Barang siapa yang menuju kepada Alloh tanpa guru, maka ia tersesat dan menyesatkan”.

Mengapa demikian hadirin.. ? kalau orang telah dekat pada Alloh dan Rosulnya, telah cinta dan dicintai Alloh, telah ridlo dan diridloi Alloh maka ruhaniahnya sungguh dapat bersama Rosululloh Saw. Kapan, dimana dan dalam kondisi apapun. Dialah orang yang telah berjumpa dengan seorang guru yang Kamil Mukammil, yang sempurna lagi mampu menyempurnakan orang lain, beliaulah sebagai poros kekasih Alloh yang naibur Rosul Saw.
Dalam kitab Sawahidul Haq 414, diterangkan:


“Pewaris sirri pimpinan para Rosul yang paling agung adalah Quthbul Ghouts”.
Untuk memahami siapa gerangan Wali Quthub itu? Maka tiada jalan kecuali memohon hidayah Alloh swt, syafaat Rosululloh Saw. dan nadhroh Ghoutsu hadza zaman ra.
          Syeikh Abul Hasan Asy-Syadzili ra. Berkata:
“Setiap waliyulloh memiliki penutup sampai 70 penutup. Hal ini sebagai kebiasaab dalam ketentuan Alloh, sehingga sukar untuk diketahui, kecuali orang yang ada di belakangnya (dan sungguh taslim padanya)
Karena sangat penting seorang pembimbing untuk wusul kepada Alloh, Syeikh Sya’roni ra. Menerangkan:

“Murid, jika guru pembingnya wafat, wajib baginya mencari guru lain yang membimbingnya”.
Berkata Sayyid Dasuki ra.:

“Jika murid benar-benar bersama guru rohaninya, kemudian ia memanggil gurunya dari jarak perjalanan satu tahun maka guru akan menjawabnya”.


No comments:

Post a Comment