HARI RAYA IDUL ADHA
DI MASJID PONDOK
PESANTREN KEDUNGLO AL-MUNADHDHOROH
10 Dzul Hijjah 1433 H./26 Oktober 2012 M.
الله أكبر × 9
الله
أكبركَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً
وَأَصِيْلاً لاإِلهَ إِلاَّالله وَاللهُ أَكْبَرْ أَللهُ أكْبَرُ وَلِلّهِ
الحَمْدُ .
ألحَمْدُ لِلّهِ الَّذِى آتَانَا
. بِالْوَاحِدِيَّةِ بِفَضْلِ رَبِّنَا
. أشْهَدُاَنْ لاإلهَ إلاَّ الله وَحْدَهُ
لآشَرِيْكَ لَهُ . وَأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه . يَاأيُّهَاالغَوْثُ
سَلاَمُ اللهِ . عَلَيْكَ رَبِّنِى بِإِذْنِ اللهِ . وَانْظُرْ إلَىَّ سَيِّدِى
بِنَظْرَةٍ . مُصِلَةٍ لِلْحَضْرَةِ
العَلِيَّةِ . يَارَبَّنَااللهُمَّ صَلِّ سَلِّمِ . عَلَى مُحَمَّدٍ
شَفِيْعِ الْأُمَمِ . وَالْألِ وَاجْعَلِ الْأنَامَ مُسْرِعِيْن .
بِالْوَاحِدِيَّةِلِرَبِّ الْعَالَمِيْنَ . يَارَبَّنَاإغْفِرْ يَسِّرِّ افْتَحْ
وَاهْدِنَا . قَرِّبْ وَأَلِّفْ بَيْنَنَا يَارَبَّنَا .
فَيَا إخْوَانِى رحِمَكُمُ الله
. إتَّقُوااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ .
Saudaraku kaum muslimin Jamaah Id yang dimulyakan Alloh.
Mengawali
khoutbah ini kami mengajak untuk memanjatkan puji syukur kehadirot Alloh Swt,
meningkatkan taqwa kita kepada-Nya dengan meningkatkan kwalitas dan kwantitas
ubudiyah dan menjauhi dari perbuatan-perbuatan maksiat yang dimurkai Alloh dan
Rosul-Nya. Dengan penerapan ajaran Lillah Billah Lirrosul Birrosul Lilghouts
Bilghouts, dan kami yakin yang seyakin-yakinnya jamaah sholat id pagi yang
cerah ini pasti diridloi Alloh Swt, sehingga kita semua digolongkan oleh Alloh
termasuk orang-orang yang mendapat ampunan dan ridlo-Nya, yang senantiasa beroleh
keselamatan dan kebehagiaan dhohiron wabatinan fiddunya wal akhiroh. Amin.
Jamaah Id yang
dimulyakan Alloh.
Hari ini kita ummat Islam merayakan hari kemenangan, hari
yang amat ditunggu-tunggu, pada hari yang ini kita hirup udara segar Idul Adha,
atau lebih akrab dengan sebutan hari raya qurban, yang dua hari telah berlalu
yaitu hari tarwiyah; hari dimana Nabiyuna Ibrahim as. dalam suatu kegalauan,
setelah Beliau Bapaknya para Nabi ini mendapat alamat ghaib perintah dari Alloh
untuk menyembelih Sang putra kinasihnya yakni Nabi Ismail as, Nabiyyuna Ibrahim
As. terus berfikir dan termenung “betulkah
ini perintah dari Tuhanku ataukah dari bisikan syetan yang akan menipu diriku”.
Dengan tafakkur dan mujahadah kebingungan Nabiyyuna Ibrahim as terjawab
dengan shohih hari ke-9 Dzulhijjah atau yang lebih dikenal dengan hari arofah,
beliau dengan “Haqqul Yakin” telah yakin yang seyakin-yakinnya bahwa
mengorbankan sang putra adalah betul perintah dari Tuhan Yang Maha Mulia. Lalu
beliau sampaikan kepada
putranya tercinta :
ياَبُنَيَّ إِنِّى أَرَى فِى
الْمَنَامِ أَنِّى أَذْبَخُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى
(YAA BUNAYYA INNII AROO
FILMANAAM ANNII ADZBAKHUKA FANDZUR MAADZA TAROO)
“Wahai putraku,
sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka pikirkanlah
apa pendapatmu putraku”.
Sang putra (Ismail as, yang masih kecil) menjawab dengan tegas:
يَا
آبَتِ افْعَلْ مَا تُأْمَرُوْا سَتَجِدُنِى إنْشَاءَاللهُ مِنَ الصَّابِرِيْن
(YAA ABATIF’AL MAA TU’MARU
SATAJIDUNII INSYA-ALLOHU MINAS SHOBIRIIN)
“Wahai ayahku,
kerjakanlah apa yang diperintahkan Alloh kepada ayah; isnya-Alloh ayahku
mendapati termasuk orang-orang yang sabar”.
Setelah kedua
priyantun agung sungguh pasrah dan menyerah untuk melaksanakan perintah Alloh
Swt, telah membenarkan mimpi atau rukyatus shodiqoh, Nabiyyuna Ibrohim as bukan
sekedar ayah dari Ismail melainkan lebih dari itu yakni sebagai MUROBBUN,
sebagai penuntun dan pembimbing Ismail untuk sowan dan tawajjuh kepada Alloh
(fi kulli sa’atin wa makanin), kapan dan dimanapun manakala Ismail as menghadapkan
pandangan ruhaninya kepada Nabiyyuna Ibrohim as, secara otomatis kondisi jiwa
fana’ pada Alloh Swt, bahkan syetan merasa payah saat menggodanya dan
terpelanting dengan kegagalannya. Itu diantara pemposisian Ismail terhadap
Ibrahim sebagai Guru / pembimbing untuk tushilu ilalloh, dimana ada hadits
Rosul yang menyatakan : ada 7 orang wali Alloh yang hatinya sebagaimana hatinya
Nabi Ibrohim as, tingkat atasnya ada 5 Wali Alloh yang hatinya sebagaimana
hatinya Malaikat Jibril as, ada 3 Wali Alloh yang hatinya sebagaimana hatinya
Malaikat Mikail as dan yang paling tinggi tingkatannya adalah seorang Wali
Alloh yang hatinya sebagaimana hatinya Malaikat Isrofil as. Seorang Wali inilah
sultonul auliya’ Dialah Ghoutsu zaman ra.
Oleh karena itu, jika seseorang
menginginkan sadar ma’rifat kepada Alloh, menjadikan Ghoutsu hadza zaman
sebagai Guru pembimbingnya maka dia akan dihantarkan, dibimbing, ditunjukkan
bahkan dimandikan, dipacaki dan digendong oleh
Panjenenganipun Sowan dateng ngasodalem Alloh Swt, sehingga sampai-sampai
terjadi seorang Majdzubin sudah sampai dihadapan Tuhan tapi dirinya tidak tahu dengan
tangga mana bisa sampai itu.
Hadirin jamaah id yang dimulyakan
Alloh.
Disebutkan satu dawuh :
“Hatinya orang al-Arif Billah itu
merupakan Hadrotulloh dan panca inderanya sebagai pintu-pintunya; maka barang
siapa mendekat kepadanya dengan pendekatan yang layak dan sesuai dengan
kedudukannya, terbukalah baginya pintu-pintu Hadroh”.
Jamaah Id rokhimakumulloh.
Karena sangat pentingnya Guru Pembimbing untuk wusul pada
Alloh. Syeikh Junaid al-Baghdadi ra. Berkata:
“Barang siapa yang menuju kepada Alloh tanpa guru, maka
ia tersesat dan menyesatkan”.
Mengapa demikian hadirin.. ? kalau orang telah dekat pada
Alloh dan Rosulnya, telah cinta dan dicintai Alloh, telah ridlo dan diridloi
Alloh maka ruhaniahnya sungguh dapat bersama Rosululloh Saw. Kapan, dimana dan
dalam kondisi apapun. Dialah orang yang telah berjumpa dengan seorang guru yang
Kamil Mukammil, yang sempurna lagi mampu menyempurnakan orang lain, beliaulah
sebagai poros kekasih Alloh yang naibur Rosul Saw.
Dalam kitab Sawahidul Haq 414, diterangkan:
“Pewaris sirri pimpinan para Rosul yang paling agung
adalah Quthbul Ghouts”.
Untuk memahami siapa gerangan Wali Quthub itu? Maka tiada jalan kecuali
memohon hidayah Alloh swt, syafaat Rosululloh Saw. dan nadhroh Ghoutsu hadza
zaman ra.
Syeikh Abul Hasan
Asy-Syadzili ra. Berkata:
“Setiap waliyulloh memiliki penutup sampai 70 penutup.
Hal ini sebagai kebiasaan dalam ketentuan Alloh, sehingga sukar untuk
diketahui, kecuali orang yang ada di belakangnya (dan sungguh taslim padanya)”
Karena sangat penting seorang pembimbing untuk wusul
kepada Alloh, Syeikh Sya’roni ra. Menerangkan:
“Murid, jika guru pembimbingnya wafat, wajib baginya mencari guru lain yang
membimbingnya”.
Berkata Sayyid Dasuki ra.:
“Jika murid benar-benar bersama guru rohaninya, kemudian
ia memanggil gurunya dari jarak perjalanan satu tahun maka guru akan
menjawabnya”.
Jamaah id rohimakumulloh
Momentum Idul Ad-ha ini kami
mengingatkan kembali, akan takbir, tahmad dan tahlil kita, adakah kalimat Alloh
yang kita kumandangkan, sungguh membawa kita tawajjuh kepada-Nya, atau justru
terkena peringatan Rosululloh Saw:
“Barang siapa berkata Alloh dan
hatinya lupa akan Alloh, maka dia dilaknati oleh Alloh di dunia dan akherat”.
Maka Bejo kemayangan bagi saudara-saudaraku
kaum muslimin yang hadir jamaah id di Kedunglo al-Munadhoroh ini, siapa yang
sungguh makmuman, nderek dan taslim kepangkuan Panjenengan Dalem Hadrotul
Mukarrom Kanjeng Romo ra. sekaligus cadong bimbingan dan widhi pangestu, kalau
itu sesuai dengan etika dan maqom beliau, pasti kita akan sampai Hadrohnya
Alloh. Tapi kita sebagai murid, sebagai penderek lewo-lewo, lali karo purwo duksino,
sebagai pengamal tidak mengindahkan dawuh guru, mengandalkan ini dan itu,
adakah kita lupa …? Bahwa kita sebagai penderek ? adakah kita ingat :
“Barang siapa berkata terhadap
Gurunya “mengapa?” tidak akan mencapai sukses”
Siapa “melukai atau menyinggung Guru
itu tidak ada tobatnya”
Bibarokati wanadhroti Panjenengan
dalem Hadrotul Mukarrom Kanjeng Romo Ra, Semoga kehadiran kita di Kedunglo
al-Munadhoroh ini, menjadikan sebab diri kita sekeluarga termasuk hamba-hamba
Alloh yang selamat imannya, selamat Islamnya, selamat semua urusannya fiddunya hattal
akhiroh, amin.
A’U
DZUBILLAHI MINASY SYAITHONIR ROJIIM
إنَّا أعْطَيْنَا كَ الْكَوْثَرْ فَصَلِّ
لِرَبِّكَ وَانْحَرْ إنَّشَانِ ئَكَ هُوَالْأبْتَرْ
“Sungguh
Aku telah memberi kepadamu telaga kautsar. Maka kerjakanlah sholat untuk
Tuhan-mu dan berkurbanlah”.
Untuk itulah saudaraku kaum muslimin
rokhimakumulloh
Rosululloh
Saw. mengingatkan kepada kita; bahwa korban itu termasuk amal-amal penyelamat,
menyelamatkan dari kejahatan dunia dan akherat bagi orang berkorban.
Hadirin…
mudah-mudahan lebaran ini Alloh Swt. memberi kemudahan dan kekuatan kepada
kita untuk menjauhi dosa dan kemaksyiatan itu, diganti dengan semangat
meningkatkan kwalitas dan kwantitas amal kebajikan yang diridhoi Alloh Swt.
Kapan lagi kita akan memperbaiki diri kalau tidak mulai sekarang ? Pantaskah
kita mengulur dan menunda waktu, karena hidup ini sementara, AD-DUNYA FANA’...!
dunia ini tidak abadi, dunia ini akan hancur... kitapun tidak tahu kapan lepas
dan berpisahnya roh dengan raga kita ? maka tiada kata tidak, mau tidak mau
kita harus berobah, kita gapai hari-hari cememerlang penuh kesuksesan bagai
hamparan luas di hadapan, kita turut mencegah akan maraknya pelanggaran
larangan-larangan Alloh oleh kita manusia yang hanya pandai mengaku dan
menyatakan diri, ini adalah hamba Alloh, namun tiada ada rasa malu bahwa diri
ini sangat tidak pantas sebagai seorang hamba. Suatu kenyataan apa yang kita
lakukan tiada lepas dari uraian butiran-butiran nafsu yang terus menggerogoti
dan menggurita di hati nurani kita. Mana yang kita pilih satu diantara dua
perkara; Baik atau buruk, selamat atau celaka, bahagia atau sengsara, surga
ataukah neraka, ke istana atau masuk penjara dan seterusnya. Kami yakin semua
yang hadirin pasti menginginkan kebaikan dan keselamatan.
Majlis Id Rokhimakumulloh.
Allohu akbar walillahil hamd.
Al hamdulillah... hadza min
fadhli robbiy.
Di Kedunglo al-Munadharah ini, dengan perjuangannya yang jamial alamin,
menunjukkan kepada kita manusia dan jin, satu jalan terobosan yang paling
gampang, paling dekat dan paling cepat, untuk mendekatkan diri dan sadar kepada
Alloh wa Rosulihi saw. Sebagaimana dalam Buku Kuliah Wahidiyah 41; yang dinukil
dari kitab Sa’adatud Daroini:
“Jalan yang paling dekat (menuju) kepada Alloh pada akhir
zaman khususnya bagi orang-orang yang berlarut-larut banyak dosa adalah
memperbanyak Istighfar dan bersholawat kepada Nabi Saw”.
Untuk itulah mari senantiasa memohon ampunan Alloh Swt. Juga membanyak
sholawat pada Rosululloh Saw. Setidak-tidaknya hati senantiasa merintih dan
mendengunkan panggilan nida “YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH ....X3” kapan dan
dimanapun kita berada.
Sungguh indah dalam
perjuangan ini hadirin sekalian, dengan bersholawat yang fadhilahnya
menjernihkan hati dan bisa mewusulkan kepada Alloh tanpa guru, siapapun yang
membaca pasti diterima tanpa ada syarat ikhlas, dan tidak sedikit teman-teman
yang telah mengamalkan sholawat Wahidiyah diberi kemudahan dalam segala hajat
dan keperluannya. Disini kita masih diberi kemudahan dan keistimewaan; bahwa
kita masih diperkenalkan, diasuh dan dibimbing oleh Guru Rohani kita
“Panjenengan Dalem Hadrotul Mukarrom Romo KH. Abdul Latif Madjid Ra” untuk
dikenalkan pada Alloh wa Rosulihi Saw.
dan diabadikan
Alloh untuk pelajaran bagi ummat semuanya, di akhir ayat ini Alloh menegaskan:
سَلاَمٌ عَلَى إبْرَاهِيْم كَذَالِكَ نَجْذِ الْمُحْصِنِيْن إِنَّهُ مِنْ
عِبَادِنَاالْمُؤْمِنِيْنَ
)SALAAMUN ‘ALA IBROHIM KADZALIKA
NAJDZIL MUHSININ INNAHU MIN ‘IBADINAL MU’MININ(
Kesejahteraan dilimpahkan
atas Ibrohim. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat
baik. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.
No comments:
Post a Comment