Monday, June 30, 2014

Ktutbah Idul Adha



HARI RAYA IDUL ADHA
DI MASJID PONDOK PESANTREN KEDUNGLO AL-MUNADHDHOROH
10 Dzul Hijjah 1433 H./26 Oktober 2012 M.
        الله أكبر × 9
        الله أكبركَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً لاإِلهَ إِلاَّالله وَاللهُ أَكْبَرْ أَللهُ أكْبَرُ وَلِلّهِ الحَمْدُ  .
 ألحَمْدُ لِلّهِ الَّذِى آتَانَا .  بِالْوَاحِدِيَّةِ بِفَضْلِ رَبِّنَا .  أشْهَدُاَنْ لاإلهَ إلاَّ الله وَحْدَهُ لآشَرِيْكَ لَهُ . وَأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه . يَاأيُّهَاالغَوْثُ سَلاَمُ اللهِ . عَلَيْكَ رَبِّنِى بِإِذْنِ اللهِ . وَانْظُرْ إلَىَّ سَيِّدِى بِنَظْرَةٍ . مُصِلَةٍ لِلْحَضْرَةِ  العَلِيَّةِ . يَارَبَّنَااللهُمَّ صَلِّ سَلِّمِ . عَلَى مُحَمَّدٍ شَفِيْعِ الْأُمَمِ . وَالْألِ وَاجْعَلِ الْأنَامَ مُسْرِعِيْن . بِالْوَاحِدِيَّةِلِرَبِّ الْعَالَمِيْنَ . يَارَبَّنَاإغْفِرْ يَسِّرِّ افْتَحْ وَاهْدِنَا . قَرِّبْ وَأَلِّفْ بَيْنَنَا يَارَبَّنَا .
        فَيَا إخْوَانِى رحِمَكُمُ الله . إتَّقُوااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ .
Saudaraku kaum muslimin Jamaah Id yang dimulyakan Alloh.
          Mengawali khoutbah ini kami mengajak untuk memanjatkan puji syukur kehadirot Alloh Swt, meningkatkan taqwa kita kepada-Nya dengan meningkatkan kwalitas dan kwantitas ubudiyah dan menjauhi dari perbuatan-perbuatan maksiat yang dimurkai Alloh dan Rosul-Nya. Dengan penerapan ajaran Lillah Billah Lirrosul Birrosul Lilghouts Bilghouts, dan kami yakin yang seyakin-yakinnya jamaah sholat id pagi yang cerah ini pasti diridloi Alloh Swt, sehingga kita semua digolongkan oleh Alloh termasuk orang-orang yang mendapat ampunan dan ridlo-Nya, yang senantiasa beroleh keselamatan dan kebehagiaan dhohiron wabatinan fiddunya wal akhiroh. Amin.
Jamaah Id yang dimulyakan Alloh.
Hari ini kita ummat Islam merayakan hari kemenangan, hari yang amat ditunggu-tunggu, pada hari yang ini kita hirup udara segar Idul Adha, atau lebih akrab dengan sebutan hari raya qurban, yang dua hari telah berlalu yaitu hari tarwiyah; hari dimana Nabiyuna Ibrahim as. dalam suatu kegalauan, setelah Beliau Bapaknya para Nabi ini mendapat alamat ghaib perintah dari Alloh untuk menyembelih Sang putra kinasihnya yakni Nabi Ismail as, Nabiyyuna Ibrahim As. terus berfikir dan termenung “betulkah ini perintah dari Tuhanku ataukah dari bisikan syetan yang akan menipu diriku”. Dengan tafakkur dan mujahadah  kebingungan Nabiyyuna Ibrahim as terjawab dengan shohih hari ke-9 Dzulhijjah atau yang lebih dikenal dengan hari arofah, beliau dengan “Haqqul Yakin” telah yakin yang seyakin-yakinnya bahwa mengorbankan sang putra adalah betul perintah dari Tuhan Yang Maha Mulia. Lalu beliau sampaikan kepada putranya tercinta :
ياَبُنَيَّ إِنِّى أَرَى فِى الْمَنَامِ أَنِّى أَذْبَخُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى
(YAA BUNAYYA INNII AROO FILMANAAM ANNII ADZBAKHUKA FANDZUR MAADZA TAROO)

“Wahai putraku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka pikirkanlah apa pendapatmu putraku”.
Sang putra (Ismail as, yang masih kecil) menjawab  dengan tegas:
يَا آبَتِ افْعَلْ مَا تُأْمَرُوْا سَتَجِدُنِى إنْشَاءَاللهُ مِنَ الصَّابِرِيْن
(YAA ABATIF’AL MAA TU’MARU SATAJIDUNII INSYA-ALLOHU MINAS SHOBIRIIN)
“Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan Alloh kepada ayah; isnya-Alloh ayahku mendapati termasuk orang-orang yang sabar”.
Setelah kedua priyantun agung sungguh pasrah dan menyerah untuk melaksanakan perintah Alloh Swt, telah membenarkan mimpi atau rukyatus shodiqoh, Nabiyyuna Ibrohim as bukan sekedar ayah dari Ismail melainkan lebih dari itu yakni sebagai MUROBBUN, sebagai penuntun dan pembimbing Ismail untuk sowan dan tawajjuh kepada Alloh (fi kulli sa’atin wa makanin), kapan dan dimanapun manakala Ismail as menghadapkan pandangan ruhaninya kepada Nabiyyuna Ibrohim as, secara otomatis kondisi jiwa fana’ pada Alloh Swt, bahkan syetan merasa payah saat menggodanya dan terpelanting dengan kegagalannya. Itu diantara pemposisian Ismail terhadap Ibrahim sebagai Guru / pembimbing untuk tushilu ilalloh, dimana ada hadits Rosul yang menyatakan : ada 7 orang wali Alloh yang hatinya sebagaimana hatinya Nabi Ibrohim as, tingkat atasnya ada 5 Wali Alloh yang hatinya sebagaimana hatinya Malaikat Jibril as, ada 3 Wali Alloh yang hatinya sebagaimana hatinya Malaikat Mikail as dan yang paling tinggi tingkatannya adalah seorang Wali Alloh yang hatinya sebagaimana hatinya Malaikat Isrofil as. Seorang Wali inilah sultonul auliya’ Dialah Ghoutsu zaman ra.
Oleh karena itu, jika seseorang menginginkan sadar ma’rifat kepada Alloh, menjadikan Ghoutsu hadza zaman sebagai Guru pembimbingnya maka dia akan dihantarkan, dibimbing, ditunjukkan bahkan dimandikan, dipacaki  dan digendong oleh Panjenenganipun Sowan dateng ngasodalem Alloh Swt, sehingga sampai-sampai terjadi seorang Majdzubin sudah sampai dihadapan Tuhan tapi dirinya tidak tahu dengan tangga mana bisa sampai itu.
Hadirin jamaah id yang dimulyakan Alloh.
Disebutkan satu dawuh :

“Hatinya orang al-Arif Billah itu merupakan Hadrotulloh dan panca inderanya sebagai pintu-pintunya; maka barang siapa mendekat kepadanya dengan pendekatan yang layak dan sesuai dengan kedudukannya, terbukalah baginya pintu-pintu  Hadroh”.
          Jamaah Id rokhimakumulloh.
Karena sangat pentingnya Guru Pembimbing untuk wusul pada Alloh. Syeikh Junaid al-Baghdadi ra. Berkata:


“Barang siapa yang menuju kepada Alloh tanpa guru, maka ia tersesat dan menyesatkan”.
Mengapa demikian hadirin.. ? kalau orang telah dekat pada Alloh dan Rosulnya, telah cinta dan dicintai Alloh, telah ridlo dan diridloi Alloh maka ruhaniahnya sungguh dapat bersama Rosululloh Saw. Kapan, dimana dan dalam kondisi apapun. Dialah orang yang telah berjumpa dengan seorang guru yang Kamil Mukammil, yang sempurna lagi mampu menyempurnakan orang lain, beliaulah sebagai poros kekasih Alloh yang naibur Rosul Saw.
Dalam kitab Sawahidul Haq 414, diterangkan:


“Pewaris sirri pimpinan para Rosul yang paling agung adalah Quthbul Ghouts”.
Untuk memahami siapa gerangan Wali Quthub itu? Maka tiada jalan kecuali memohon hidayah Alloh swt, syafaat Rosululloh Saw. dan nadhroh Ghoutsu hadza zaman ra.
          Syeikh Abul Hasan Asy-Syadzili ra. Berkata:
“Setiap waliyulloh memiliki penutup sampai 70 penutup. Hal ini sebagai kebiasaan dalam ketentuan Alloh, sehingga sukar untuk diketahui, kecuali orang yang ada di belakangnya (dan sungguh taslim padanya)”
Karena sangat penting seorang pembimbing untuk wusul kepada Alloh, Syeikh Sya’roni ra. Menerangkan:
 
“Murid, jika guru pembimbingnya wafat, wajib baginya mencari guru lain yang membimbingnya”.
Berkata Sayyid Dasuki ra.:
 
“Jika murid benar-benar bersama guru rohaninya, kemudian ia memanggil gurunya dari jarak perjalanan satu tahun maka guru akan menjawabnya”.

Jamaah id rohimakumulloh
Momentum Idul Ad-ha ini kami mengingatkan kembali, akan takbir, tahmad dan tahlil kita, adakah kalimat Alloh yang kita kumandangkan, sungguh membawa kita tawajjuh kepada-Nya, atau justru terkena peringatan Rosululloh Saw:
 

“Barang siapa berkata Alloh dan hatinya lupa akan Alloh, maka dia dilaknati oleh Alloh di dunia dan akherat”.
Maka Bejo kemayangan bagi saudara-saudaraku kaum muslimin yang hadir jamaah id di Kedunglo al-Munadhoroh ini, siapa yang sungguh makmuman, nderek dan taslim kepangkuan Panjenengan Dalem Hadrotul Mukarrom Kanjeng Romo ra. sekaligus cadong bimbingan dan widhi pangestu, kalau itu sesuai dengan etika dan maqom beliau, pasti kita akan sampai Hadrohnya Alloh. Tapi kita sebagai murid, sebagai  penderek lewo-lewo, lali karo purwo duksino, sebagai pengamal tidak mengindahkan dawuh guru, mengandalkan ini dan itu, adakah kita lupa …? Bahwa kita sebagai penderek ? adakah kita ingat :


“Barang siapa berkata terhadap Gurunya “mengapa?” tidak akan mencapai sukses”

Siapa “melukai atau menyinggung Guru itu tidak ada tobatnya”

Bibarokati wanadhroti Panjenengan dalem Hadrotul Mukarrom Kanjeng Romo Ra, Semoga kehadiran kita di Kedunglo al-Munadhoroh ini, menjadikan sebab diri kita sekeluarga termasuk hamba-hamba Alloh yang selamat imannya, selamat Islamnya, selamat semua urusannya fiddunya hattal akhiroh, amin.  

A’U DZUBILLAHI MINASY SYAITHONIR ROJIIM

إنَّا أعْطَيْنَا كَ الْكَوْثَرْ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ إنَّشَانِ ئَكَ هُوَالْأبْتَرْ


“Sungguh Aku telah memberi kepadamu telaga kautsar. Maka kerjakanlah sholat untuk Tuhan-mu dan berkurbanlah”.
Untuk itulah saudaraku kaum muslimin rokhimakumulloh
Rosululloh Saw. mengingatkan kepada kita; bahwa korban itu termasuk amal-amal penyelamat, menyelamatkan dari kejahatan dunia dan akherat bagi orang berkorban.
Hadirin…

mudah-mudahan lebaran ini Alloh Swt. memberi kemudahan dan kekuatan kepada kita untuk menjauhi dosa dan kemaksyiatan itu, diganti dengan semangat meningkatkan kwalitas dan kwantitas amal kebajikan yang diridhoi Alloh Swt. Kapan lagi kita akan memperbaiki diri kalau tidak mulai sekarang ? Pantaskah kita mengulur dan menunda waktu, karena hidup ini sementara, AD-DUNYA FANA’...! dunia ini tidak abadi, dunia ini akan hancur... kitapun tidak tahu kapan lepas dan berpisahnya roh dengan raga kita ? maka tiada kata tidak, mau tidak mau kita harus berobah, kita gapai hari-hari cememerlang penuh kesuksesan bagai hamparan luas di hadapan, kita turut mencegah akan maraknya pelanggaran larangan-larangan Alloh oleh kita manusia yang hanya pandai mengaku dan menyatakan diri, ini adalah hamba Alloh, namun tiada ada rasa malu bahwa diri ini sangat tidak pantas sebagai seorang hamba. Suatu kenyataan apa yang kita lakukan tiada lepas dari uraian butiran-butiran nafsu yang terus menggerogoti dan menggurita di hati nurani kita. Mana yang kita pilih satu diantara dua perkara; Baik atau buruk, selamat atau celaka, bahagia atau sengsara, surga ataukah neraka, ke istana atau masuk penjara dan seterusnya. Kami yakin semua yang hadirin pasti menginginkan kebaikan dan keselamatan.
Majlis Id Rokhimakumulloh.


Allohu akbar walillahil hamd.
          Al hamdulillah... hadza min fadhli robbiy.
Di Kedunglo al-Munadharah ini, dengan perjuangannya yang jamial alamin, menunjukkan kepada kita manusia dan jin, satu jalan terobosan yang paling gampang, paling dekat dan paling cepat, untuk mendekatkan diri dan sadar kepada Alloh wa Rosulihi saw. Sebagaimana dalam Buku Kuliah Wahidiyah 41; yang dinukil dari kitab Sa’adatud Daroini:


“Jalan yang paling dekat (menuju) kepada Alloh pada akhir zaman khususnya bagi orang-orang yang berlarut-larut banyak dosa adalah memperbanyak Istighfar dan bersholawat kepada Nabi Saw”.
Untuk itulah mari senantiasa memohon ampunan Alloh Swt. Juga membanyak sholawat pada Rosululloh Saw. Setidak-tidaknya hati senantiasa merintih dan mendengunkan panggilan nida “YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH ....X3” kapan dan dimanapun kita berada.

          Sungguh indah dalam perjuangan ini hadirin sekalian, dengan bersholawat yang fadhilahnya menjernihkan hati dan bisa mewusulkan kepada Alloh tanpa guru, siapapun yang membaca pasti diterima tanpa ada syarat ikhlas, dan tidak sedikit teman-teman yang telah mengamalkan sholawat Wahidiyah diberi kemudahan dalam segala hajat dan keperluannya. Disini kita masih diberi kemudahan dan keistimewaan; bahwa kita masih diperkenalkan, diasuh dan dibimbing oleh Guru Rohani kita “Panjenengan Dalem Hadrotul Mukarrom Romo KH. Abdul Latif Madjid Ra” untuk dikenalkan pada Alloh wa Rosulihi Saw.
       
dan diabadikan Alloh untuk pelajaran bagi ummat semuanya, di akhir ayat ini Alloh menegaskan:
سَلاَمٌ عَلَى إبْرَاهِيْم كَذَالِكَ نَجْذِ الْمُحْصِنِيْن إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَاالْمُؤْمِنِيْنَ
)SALAAMUN ‘ALA IBROHIM KADZALIKA NAJDZIL MUHSININ INNAHU MIN ‘IBADINAL MU’MININ(
Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrohim. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.

No comments:

Post a Comment